Musda HNSI DIY di Gunungkidul, Bahas Tantangan dan Masa Depan Nelayan Pesisir

Berita, Daerah17 Dilihat

Gunungkidul, www.Cakrarajawali.com – Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI) Daerah Istimewa Yogyakarta digelar di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Selasa (26/8/2025).

Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menegaskan bahwa Musda harus melahirkan langkah nyata dalam memperjuangkan kesejahteraan nelayan.
“Musyawarah ini bukan hanya forum konsolidasi, tetapi wahana untuk menyelaraskan semangat agar HNSI semakin kuat, profesional, dan mampu memperjuangkan hak-hak nelayan. Nelayan adalah tulang punggung ketahanan pangan dan ekonomi maritim DIY sekaligus bagian dari program strategis Sri Sultan Hamengku Buwono X yaitu
Among Tani Dagang Layar,” kata Bupati

Menurutnya, tantangan nelayan semakin kompleks mulai dari fluktuasi harga, biaya operasional, perubahan iklim, hingga persaingan pasar. Namun ia melihat semangat melaut nelayan tetap menyala.

“Harapan saya kepemimpinan berikutnya bisa lebih baik dalam mengawal nelayan kita. Gunungkidul punya garis pantai terpanjang di DIY, dan hasil tangkapan ini bisa disalurkan ke dapur MBG untuk memenuhi gizi anak-anak kita,” ujarnya.

Endah mengungkapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah melakukan survei ke Pantai Sadeng. Pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih tinggal menunggu kejelasan status lahan.

“Sebelum dibangun harus clear, apakah tanah kas desa, Sultan Ground, atau tanah pertanian yang dilindungi. Semua harus bersih dulu,” tegasnya.

KPH Wironegoro menyebut Gunungkidul dipilih karena potensi geografisnya yang strategis.

“Gunungkidul punya garis pantai terpanjang di DIY. Industri perikanan tangkap, pariwisata, dan kegiatan ekonomi lainnya sudah berkembang. Harapannya bisa jadi percontohan di kabupaten lain, meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, sekaligus PAD daerah,” katanya.

Musda HNSI DIY kali ini mengusung tema Membangun Semangat Maritim DIY dengan Semangat Hamemayu Hayuning Bawono. Tema ini, kata Wironegoro, relevan dengan kondisi nelayan.
“Bagi nelayan, ini panggilan untuk menjaga laut, memanfaatkannya bijak, dan mewariskannya untuk generasi mendatang,” jelasnya.

Menurutnya, Musda HNSI harus mampu melahirkan gagasan yang strategis untuk mendorong inovasi teknologi perikanan, memperkuat daya saing produk maritim di pasar nasional maupun global, sekaligus menjaga ekosistem laut.

“Kami di HNSI berusaha mendaratkan visi maritim DIY itu di tiga kabupaten pesisir. Peran nelayan harus dijembatani dengan pemerintah daerah, keraton, maupun pamong desa agar sinergi nyata bisa terwujud,” tambahnya.

Kabid Perikanan Tangkap DKP Gunungkidul, Wahid Supriyadi, menjelaskan persiapan Kampung Nelayan Merah Putih difokuskan pada penguatan SDM dan unit usaha.

“Persiapannya kami bekerjasama dengan teman-teman di Kapanewon maupun dinas perindustrian koperasi dan ukm untuk melakukan pembinaan kaitannya dengan SDM pengelola. Nantinya akan dihandle oleh koperasi merah putih kalurahan songbanyu. Dari situ kita akan coba mengkolaborasikan dengan pelaku usaha yang ada di pantai sadeng untuk bisa mengkomunikasikan kaitannya dengan peluang kerjasama baik pemasaran maupun pengelolaannya, karna nanti akan ada beberapa unit usaha dalam hal ini misalnya pabrik es,sentra kuliner, balai nelayan,gudang perbekalan, maupun bengkel mesin kapal” jelasnya.

 

Pur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *