Purbalingga, www.cakrarajawali.com – Dugaan kasus perundungan dan bullying kembali mencoreng dunia pendidikan, kali ini terjadi di salah satu sekolah MTs Muhammadiyah di wilayah Purbalingga. Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan aksi kekerasan terhadap seorang siswa, di mana pelaku terlihat menendang korban hingga korban tampak ketakutan.
Insiden ini diketahui terjadi sebelum libur panjang sekolah pada 18 Juni 2025. Namun, pihak sekolah dan keluarga korban baru mengetahui kejadian tersebut setelah video tersebut tersebar luas di Instagram dan Facebook pada pekan ini.
Tim media melakukan penelusuran langsung dengan menemui keluarga korban, pihak sekolah, dan Polsek Bukateja
Yatno, kakek korban, mengaku sangat terpukul setelah melihat cucunya menjadi korban kekerasan di video yang beredar.
“Saya baru tahu dari video yang ramai di medsos. Itu jelas cucu saya. Miris dan marah rasanya melihat kejadian itu. Setelah berdiskusi dengan orang tua korban, kami langsung mengadukan masalah ini ke Polsek Bukateja,” ungkap Yatno.
“Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu. Sekolah terkesan lamban. Harusnya keluarga pelaku dipanggil untuk mediasi. Tapi jawaban pihak sekolah hanya bilang ‘pelaku sudah dikeluarkan’. Kalau memang sudah selesai, kenapa kami tidak dipertemukan untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik?” ujar ayah korban.
“Saya khawatir anak saya menjadi korban lagi, apalagi kalau masih bertemu pelaku di luar sekolah. Harusnya ada proses damai yang jelas, agar tidak ada dendam atau trauma berkelanjutan.”
Kapolsek Bukateja membenarkan telah menerima aduan dari pihak keluarga dan langsung melakukan tindakan.
“Begitu menerima laporan, kami langsung mendatangi lokasi dan meminta keterangan dari berbagai pihak. Pihak keluarga korban mengajukan permintaan agar pelaku dipindahkan demi keamanan dan kenyamanan psikologis korban,” jelasnya.
Kapolsek juga menegaskan pentingnya pengawasan terhadap perilaku siswa.
“Ini adalah bentuk kenakalan remaja yang harus menjadi perhatian semua pihak. Kami harap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi semua agar tidak terulang.”
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala MTs Muhammadiyah Purbalingga mengakui lemahnya pengawasan sekolah.
“Kami mengetahui kejadian ini dari media sosial. Jujur, ini di luar pantauan kami dan kami akui terjadi kelalaian dalam pengawasan lingkungan sekolah,” ucapnya.
“Kami sudah memenuhi tuntutan keluarga korban. Pelaku sudah kami keluarkan dan kami berkomitmen meningkatkan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang,” tegas Kepala Sekolah.
Saat ini, kasus tersebut masih dalam penanganan pihak berwajib. PNN News akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa hak-hak korban tetap terlindungi. (*)